Senin, 15 Desember 2008

Kaum Muda Harus Kuasai Kepemimpinan


Jakarta, Kompas - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar mengatakan, kepemimpinan mendatang memang harus dikuasai kalangan muda. Bukan saja untuk memberikan semangat baru bagi kepemimpinan nasional, tetapi juga untuk memperlihatkan bahwa proses regenerasi bangsa ini tidak berhenti.

”Pemimpin kaum muda itu hanyalah soal waktu. Kalau kalangan politisi senior yang ada saat ini tidak legowo memberikan kesempatan kepada politisi yang lebih muda untuk tampil dengan beragam alasan, mereka itu hanyalah menunda proses perubahan,” ujarnya, Sabtu (13/12).

Sebuah perubahan, menurut Muhaimin, bukan sekadar terjadinya pergantian kekuasaan, tetapi mampu memberikan efek kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat. ”Tidak logis jika rakyat negeri ini menderita. Bangsa ini mempunyai semua yang dibutuhkan,” ujarnya.

Secara terpisah, Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional Soetrisno Bachir di depan para kadernya di Jakarta, Sabtu, menyebutkan, meskipun problem kebangsaan begitu besar, seluruh anak bangsa negeri ini tidak pantas menyerah.

Dengan kekayaan alam yang melimpah dan jumlah penduduk yang sangat besar, bangsa ini seharusnya tak khawatir ketika ancaman pengangguran ada di depan mata. Namun, bangsa ini tetap membutuhkan pemimpin yang bisa menunjukkan jalan keluar agar bangsa ini tidak jatuh dalam keputusasaan.

Di Bandung, Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah menyebutkan, Susilo Bambang Yudhoyono dan Megawati Soekarnoputri merupakan calon presiden terkuat pada Pemilu 2009. Ia secara pribadi pun menyatakan dukungannya kepada Yudhoyono. Hal itu diungkapkannya dalam seminar bertema ”Pemuda dan Kepemimpinan Nasional”, Jumat lalu di Universitas Islam Bandung.

Bachtiar meragukan calon-calon lain, semisal Prabowo Subianto dan Wiranto, bisa memenuhi syarat 25 persen suara. Ia juga memperkirakan partai politik pengusung kedua calon itu bakal sulit meraih 20 persen kursi dalam pemilu legislatif.

Kepemimpinan nasional ke depan, lanjut Bachtiar, memerlukan dukungan penuh dari legislatif. Tanpa dukungan itu, setiap program eksekutif akan menghadapi tantangan dari legislatif dan kestabilan pemerintahan sulit diwujudkan.

Maraknya wacana pergantian kepemimpinan nasional oleh kaum muda, menurut dia, wajar. Meski demikian, Bachtiar mengingatkan pemuda hanya bisa maju sebagai presiden melalui partai politik. ”Saat ini aturannya menyatakan presiden dicalonkan dari parpol sehingga tak ada jalan lain bagi pemuda yang ingin maju dalam kepemimpinan nasional kecuali melalui parpol,” katanya.

Ia mengakui peran parpol selama ini tidak memuaskan rakyat. Terkait itulah pemuda diharapkan terlibat aktif dan memperbaiki peranan parpol. (MAM/REK)

Tidak ada komentar: